Page 13 - Sulteng-Tiga Sekawan dan Posalia
P. 13

sudah bangun dan membantu sang nenek menyiapkan
            dagangannya.
                 “Nek, pisang ini saya masukkan ke dalam keranjang

            saja?”
                 “Tidak  usah,  pisang  itu  nanti  diikat  saja  pakai

            tali terus ditenteng. Pepaya dan jambu itu saja yang
            dimasukkan ke dalam keranjang,” kata sang nenek.
                 “Baiklah, Nek. Saya mandi dulu baru temani nenek

            ke pasar.”
                 “Iyomo, cepatlah mandi. Setelah itu, sarapan dulu.
            Ada sambal duo (sejenis teri) dan nasi.”

                 “Terima kasih, Nek,” kata Deakutu sambil bergegas
            menuju ke sumur.
                 Lain halnya dengan Bugilepa. Dia tinggal sebatang

            kara dan tidak pernah mengenal kedua orang tuanya.
            Menurut kabar yang beredar, Bugilepa sudah yatim

            piatu  sejak  masih  bayi.  Ayahnya  meninggal  karena
            sakit, sedangkan ibunya meninggal sewaktu melahirkan
            Bugilepa. Akhirnya, Bugilepa dipelihara oleh sepasang

            suami isteri yang tidak memiliki anak. Dia dipelihara
            oleh orang tua angkat yang bekerja sebagai petani.

            Meskipun hanya sebagai anak angkat, tetapi Bugilepa
            sangat menyayangi kedua orang tuanya. Dia sudah
            mengetahui asal usulnya, tetapi hal itu tidak membuat



                                          3
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18