Page 15 - Sulteng-Tiga Sekawan dan Posalia
P. 15
Di pagi yang cerah, mereka bertiga berjalan-jalan
di dalam kampung. Ketika tiba di depan rumah salah
seorang warga, yaitu seorang wanita tua yang biasa
dipanggil dengan sapaan Ina (ibu), mereka melihat
wanita itu sedang bersiap-siap hendak pergi ke sungai
mengambil air. Mereka bertiga lalu menghampiri wanita
itu dan berbicara kepadanya.
“Ina, biar torang (kami) saja yang angkat air. Ina
tunggu di rumah saja,” kata Bugilepa.
“Betul, Ina. Biar kami ini saja yang pergi ke sungai.
Kalau kami bertiga pasti lebih banyak air yang bisa kami
bawa,” tambah Deakutu sambil mendekati ina hendak
meminta tempayan yang dipegang oleh wanita itu.
Kata ina, “Baiklah, kalau kalian memang mau
membantuku. Kalian pergilah ambil air di sungai itu.
Nanti saya akan siapkan makanan untuk kalian.”
“Terima kasih, Ina. Kami pergi dulu,” kata tiga
sekawan berbarengan.
Mereka pun bertiga bergegas menuju ke sungai
untuk mengambil air. Pada musim kemarau seperti ini,
biasanya penduduk desa mengambil air di sungai karena
sumur mereka kering semua. Setiap pagi dan sore,
berbondong-bondong warga yang pergi ke sungai. Ada
yang hendak mencuci, mengambil air untuk keperluan di
5