Page 17 - Sulteng-Tiga Sekawan dan Posalia
P. 17

“Ya, kalian, minum dan makanlah dulu, saya mau ke
            kampung sebelah,” kata si ibu.
                 “Iya,  Ina. Nanti  torang  (kami)  yang  selesaikan

            angkat air.”
                 “Jangan lupa kalian tutup pintu kalau mau ke

            sungai, kalian habiskan makanannya, ya!”
                 “Iya, Ina. Siap, nanti kami habiskan makanan enak
            ini,” ucap Tovasa.

                 “Ya, sudah, saya pergi dulu.”
                 “Hati-hati di jalan, Ina.”
                 Mereka pun menikmati makanan dan minuman yang

            telah disediakan sambil sesekali tertawa dan bercanda.
                 Begitulah keseharian tiga sekawan. Mereka tidak
            mempunyai pekerjaan tetap. Meskipun demikian,

            mereka tidak pernah meminta-minta atau mengambil
            secara paksa barang milik warga setempat. Setiap hari

            mereka berkeliling kampung di sekitar kerajaan untuk
            mencari  tahu  apakah  ada  warga  yang  butuh  bantuan
            tenaga mereka. Penduduk yang sudah mengenal mereka

            pun tidak segan-segan meminta bantuan.
                 “Eh, untung kalian datang. Saya mau minta tolong,

            potong-potongkan  kayu  ini,  lalu  jemur  di  samping
            rumah!”





                                          7
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22