Page 50 - Sulteng-Tiga Sekawan dan Posalia
P. 50

di  lingkungan  istana.  Kalian  sudah  saya  beri  tahu
            aturannya. Kalau kalian melanggar, kalian akan dipukul
            oleh pengawal yang sudah memegang palu raksasa.”

                 “Kalau saya memukul gong, itu pertanda kalian
            mulai makan!” kata raja seraya berjalan menuju gong

            raksasa yang terdapat di sebelah kiri tiga sekawan.
                 Tak lama kemudian, gong berbunyi tiga kali tanda
            dimulainya makan. Sejumlah pengawal menjaga mereka

            bertiga.  Para  pengawal  memegang  kayu  pemukul  di
            tangannya. Siapa saja yang melanggar aturan akan
            mendapatkan  pukulan lima kali di lututnya.

                 Tiga sekawan mulai makan. Belum separuh yang
            dimakan, bergoyanglah kepala Tovasa. Tovasa sudah
            tak  tahan  lagi.  Mulutnya  sudah  tertutup,  ingusnya

            meleleh  seperti  handuk  besar  sampai  jatuh  di  atas
            pahanya.  Dia  tidak  bisa  lagi  memasukkan  nasi  ke

            mulutnya. Menghadapi situasi sulit seperti itu, Tovasa
            segera mencari cara agar bisa menyeka ingusnya.
            Sejenak dia berpikir apa yang harus dilakukan.

                 Ia pun lalu meminta izin kepada raja untuk
            bercerita, “Wahai raja, bolehkah saya bercerita?”

                 Raja  berkata,    ”Tidak  apa-apa  bercerita,  tetapi
            ingat nasi harus dihabiskan.”





                                          40
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55