Page 25 - Sulbar-Tobara dari Bone Talondo
P. 25

“Wah, pisangnya enak sekali. Manis!” kata Tobara
            Bone.

                 “Ya,  pisangnya memang manis,”  jawab Bu  Herda

            sambil mengambil pisang bakarnya. Pak Lingga, pemilik

            rumah  pun  minum  dan  memakan  pisang  bakarnya.

            Mereka menikmati hidangan itu dengan puas.

                 Ketiga  orang  itu  asyik  mengobrol.  Ketiganya

            tampak akrab. Canda tawa pun terdengar seru. Sesekali

            mereka  tertawa  terbahak-bahak.  Tak  terasa  waktu

            terus  merayap.  Malam  mulai  larut.  Cahaya  rembulan
            bersinar  terang  di  langit  ditemani  kerlap-kerlip

            bintang yang bertaburan. Suara tawa tidak terdengar

            lagi.  Malam  terasa  sunyi  senyap.  Ketiganya  mulai

            beristirahat. Mereka tidur dengan lelap.

                 Ayam berkokok bersahutan menyambut pagi. Ketiga

            orang  itu  pun  terbangun.  Pemilik rumah  bersiap-siap

            hendak ke kebun. Tobara Bone pun bersiap-siap hendak
            melanjutkan perjalanannya. Sebelum berangkat, mereka

            minum dan makan ubi. Selesai mengisi perut, barulah

            mereka bergegas keluar dari rumah. Saat itu matahari




                                         18
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30