Page 35 - Sulbar-Tobara dari Bone Talondo
P. 35
Panjua membalas lambaian tangan Pak Allo.
Kemudian, dia berjalan ke arah utara. Dengan gembira
dia melangkahkan kakinya. Setelah berjam-jam
berjalan, dia melihat sungai.
Ketika melewati sungai, dia berjalan dengan hati-
hati. Semilir angin membelai wajahnya. Dia berhenti
sejenak di dekat sumber mata air. Airnya jernih sekali.
Dia minum air itu. Rasa haus pun hilang seketika. Dia
membasuh mukanya berkali-kali. Dia merasa segar
sekali.
Kemudian, dia berjalan melewati hutan lebat. Tidak
lama kemudian dia melalui daerah semak belukar. Dia
pun melewati padang ilalang. Dia terus berjalan. Dia
tetap semangat tanpa mengenal lelah. Dari kejauhan
dia mencium bau durian. Dia berjalan ke arah kebun
durian. Di kebun durian terlihat tujuh orang sedang
memanen durian. Durian ditumpuk dekat pondokan.
“Hai anak muda, mau ke mana?” tanya seorang
tukang kebun dengan ramah.
28