Page 37 - Sulbar-Tobara dari Bone Talondo
P. 37

segera  sirna.  Malam  pun  tiba.  Mereka  beristirahat.
            Mereka tidak menghiraukan suara binatang yang saling

            bersahutan,  seperti  suara  jangkrik,  kumbang,  dan

            kodok. Tidak berapa lama mereka tidur dengan pulas.

                 Waktu  berputar  begitu  cepat.  Fajar  mulai

            menyingsing.  Cahaya  kemerah-merahan  tampak  di

            langit  sebelah  timur.  Mereka  sudah  bangun.  Ketujuh

            tukang  kebun  bersiap-siap  membawa  durian  ke  kota.

            Panjua  berpamitan  kepada  teman-teman  barunya.

            Kemudian, dia melanjutkan perjalanannya.
                 Tak  terasa  waktu  berlalu  begitu  cepat.  Matahari

            mulai condong ke barat. Sore itu dia sampai di Luwu. Di

            tempat yang baru dia disambut dengan baik. Dia ramah

            dan baik hati. Dia juga seorang penyabar dan penolong.

            Dia selalu membantu orang yang sedang kesusahan. Dia

            disukai banyak orang. Dalam beberapa waktu kemudian

            Panjua dikenal sebagai Tobara Luwu. Dia menjadi tokoh
            yang amat dihormati di Luwu.










                                         30
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42