Page 39 - Sulbar-Tobara dari Bone Talondo
P. 39

Sebelum  fajar  menyingsing,  terdengar  ayam
            berkukuruyuk saling bersahutan. Tidak lama kemudian

            matahari mulai mengintip malu-malu di sela pepohonan.

            Sambeloa terbangun dari tidurnya. Ia menggeliatkan

            tubuhnya. Ia duduk di balai-balai dengan kaki menjuntai.

            Setelah itu, ia bersiap-siap hendak melanjutkan

            perjalanannya. Ia bergegas turun dari rumah panggung.

                 Ia  berjalan  ke  arah  selatan.  Terdengar  suara

            gemericik air.

                 Ia tiba di sebuah sungai. Airnya sangat jernih. Ia
            mandi di dekat sumber mata air. Setelah merasa segar,

            ia meneruskan perjalanannya.

                 Angin  sepoi-sepoi  meniup  dedaunan.  Terdengar

            “kerusuk,  kerusuk,  kerusuk”.  Bunyi  daun-daun  kering

            ditiup  angin.  Udara  pagi  terasa  segar.  Sambeloa

            berjalan terus ke arah selatan. Ia tak mengenal lelah.

            Dari jauh terlihat perkampungan. Ia sangat gembira.
                 Tak  lama  kemudian  ia  tiba  di  sebuah  kampung.

            Tampak  tujuh  rumah  panggung.  Penduduk  tampak

            berkumpul  di salah  satu  rumah  panggung.  Ketika




                                         32
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44