Page 18 - Tombak Si Bagas Marhusor
P. 18

Dengan agak gemetar, Partiang Nabulus menjawab,


                     “Saya  tidak  menonton,  Raja.  Saya  sudah  mengerti


                     kekuatan  babi  hutan  itu.  Dia  bukan  babi  hutan  biasa.


                     Tombak  baginya  bagai  mainan  saja.  Apa gunanya  saya


                     menombaknya?  Itu  sia-sia  saja.  Namun,  kita  tunggu


                     saja  kedatangannya.  Saya  atau  anak  saya  pasti  dapat


                     menombaknya.”


                            Ketika di rumah, pikiran Partiang Nabulus melayang-


                     layang  entah  ke mana.  Dia  masih  teringat  akan  ocehan


                     raja.  Istri  dan  kedua  anaknya,  Bagas  Marhusor  dan


                     Martunas Panahatan, terheran-heran. Ayah mereka tidak


                     biasa demikian. Setelah makan malam, Partiang Nabulus


                     berkata kepada Bagas Marhusor, “Besok, ayah ke hutan


                     untuk  membunuh  babi  hutan  karena  mereka  sering


                     mengganggu kebun kita.”
























                                                          12
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23