Page 21 - Tombak Si Bagas Marhusor
P. 21

Pada  kesempatan  itu,  Partiang Nabulus  berkata,


                     “Sudah. Saya serahkan tombak ini kepadamu. Manfaatkan


                     seperlunya.  Rawat baik-baik  dan  jangan  hilang  apalagi


                     kau serahkan kepada orang lain. Itu tombak sakti warisan


                     nenek moyang kita.”


                          “Ya, Pak,” jawab Si Bagas Marhusor sambil menghunus


                     tombaknya.  Dengan  sangat  tepat,  tombak  pusaka  itu


                     persis mengena rusuk babi. Dengan berlumur darah, babi


                     hutan belang mati perlahan. Babi lainnya lari kocar-kacir


                     meninggalkan tuannya.


                            Babi  yang  mati  beramai-ramai  dibawa  ke desa.


                     Dagingnya disembelih dan dibagi-bagikan. Mereka yakin


                     bahwa gangguan babi hutan tidak akan terjadi lagi. Namun,


                     Partiang Nabulus berkata kepada anak sulungnya, “Masih


                     ada seekor lagi babi hutan belang. Dia akan datang kembali


                     merusak tanaman di desa ini. Mudah-mudahan kita dapat


                     membunuhnya.  Sekiranya  ayah  tidak  mampu,  tanggung


                     jawab itu kuserahkan kepadamu, Nak. Tidak boleh orang


                     lain.”









                                                          15
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26