Page 51 - Tombak Si Bagas Marhusor
P. 51

Mendengar  cerita  sang  kakek, semuanya  terdiam.


                     Sementara, sang kakek mengelus-elus kepala cucu yang


                     bungsu  yang  tertidur  di  pangkuannya.  Tiba-tiba,  sang


                     cucu bangun dan memanggil, “Kakek?”


                            “Ya,  Cucuku,” sahut  Ompu  Pitonggam  sambil


                     berkata, “Cucuku, semoga kau kelak menjadi sosok yang


                     punya  keahlian,  punya  pengetahuan,  mampu  mengenali


                     sifat seseorang, dan bijak berkata-kata.”


                            Si  Bagas Marhusor  menyambung, “Sekarang


                     sudah  baik  seluruhnya.”  Si  Martunas  Panahanan  pun


                     menyambung, “Benar yang Abang katakan tadi.”


                            “Kalau begitu, syukur kita sampaikan kepada Yang


                     Mahakuasa,”  kata Ompu  Pitonggam.  Kalian  berdua


                     cucuku.  Putra  anakku,  Partiang  Nabulus.  Kalian  berdua


                     bermantukan raja. Tombak pusaka kitalah yang menjadikan


                     kalian  berdua  begitu.  Saya  serahkan  tombak  pusaka  ini


                     kepada kalian. Terserah kalian gunakan untuk apa. Ingat

















                                                          45
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56