Page 11 - Cerita Betawol
P. 11
Karena berkekurangan, pemuda
itu sering dihina orang sekampungnya.
Penghinaan demi penghinaan menjadi
makanan sehari-hari bagi keluarganya.
Makin dihina, ia makin terdorong untuk
semangat dan bekerja keras.
Sejak remaja, ia ditempa kedua orang
tuanya untuk bekerja di hutan dan di sungai.
Ia sadar bahwa dirinya tulang punggung
keluarga. Orang tuanya sudah tua dan tidak
mungkin bekerja keras.
Ketika ayam belum berkokok, ia sudah
berlari menembus hutan untuk berburu
sambil mencari damar dan rotan. Kakinya
yang telanjang dibawanya berlari hingga
sering tertusuk duri dan terhantam sembulan
akar pepohonan raksasa.
2