Page 48 - Cerita Betawol
P. 48

“Dari pinggiran danau,” jawab Betawol
                 jujur.

                       “Jadi,     kau      yang      selama       ini
                 menyembunyikan bajuku,” ucap Dedari

                 bersamaan dengan ledakan tangisnya.
                       “Benar,  tetapi  nasi  sudah  menjadi

                 bubur.  Sudah telanjur. Mau diapakan lagi,”
                 ucap Betawol.

                       “Baiklah, akan kupakai baju ini,” ucap
                 Dedari dengan wajah mendung.

                       Sambil  terburu-buru  Dedari  memakai
                 baju kayangan itu. Lalu, ia kembali ke tengah-

                 tengah  tamu  undangan.  Seperti  janjinya
                 kepada  Betawol,  ia  pun  menari  untuk  para

                 tamu. Ketika itu, suara gamelan melengking
                 di udara.

                        Dedari menari dengan lembut. Musik
                 dan tarian makin lama makin keras dan

                 telapak kaki Dedari mulai terangkat perlahan






                                          39
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53